SEXUAL HOLINESS
Pertempuran Bagi Pemimpin, merupakan Bab I dari buku
Sexual Holines yang sengaja di susun lebih awal oleh penulis untuk menjelaskan klasifikasi
Kepemimpinan Rohani dan Tujuan Kepemimpinan Rohani sebelum menjelaskan
pertempuran bagi para orang tua maupun anak-anak pria maupun wanita.
Dalam efesus 4:11-15, Paulus menulis klasifikasi
Kepemimpinan Rohani, yaitu ; Rasul,
Nabi, Pemberita Injil, Gembala, dan pengajar. Rasul,
apostle, apostoloV (apostolos), a delegate; specifically an ambassador
of the Gospel. Jadi Rasul bisa
dipahai sebagai Utusan Injil, Duta Besar Injil. Mereka yang melintasi
batas-batas geografi, bahasa, kebudayaan, bangsa dan negara untuk menyatakan
Injil Tuhan. Nabi, prophet, ( projhtheV (prophetes), berasal dari kata : pro (pro) yang artinya di depan, atau
sebelum terjadi. Dan kata jhemi (phemi), yang artinya untuk
mengetahui. Jadi, Nabi adalah a
foreteller, yang memberitakan kabar baik, memeberitakan anugerah
keselamatan di dalam Tuhan Yesus. Sedangkan Pemberita Injil, evangelist, evaggelisthV (euanggelistes). Adalah orang yang memberitakan kabar baik,
memberitakan anugerah keselamatan di dalam Tuhan yesus. Gembala, pastor, poimen (poimen), shepherd.
Dalam dunia
peternakan, gembala setidaknya memiliki 5 tugas, pertama, memastikan kawanan
ternaknya mendapat makanan yang cukup, rumput yang hijau air yang tenang.
Kedua, melindungi dari bahaya serangan binatang buas dan bahaya-bahaya yang
lain. Ketiga, merawat yang luka, dan kadang menggendongnya ketika
binatang-binatang tersebut sakit. keempat, memimpin binatang-binatang tersebut
agar tidak salah jalan. Seperti itulah fungsi Gembala rohani ditengah-tengah
kawanan domba Allah. Yang terakhir adalah Pengajar. Pengajar, teacher, didaskaloV (didaskalos). Adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan
dan cakap membagikan pengetahuannya kepada murid-muridnya.
Efesus
4:12 menjelaskan tentang Tujuan Kepemimpinan rohani yaitu untuk memperlengkapi
orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus.
Tuhan menganugerahkan kepemimpinan rohani yang beragam, dengan tujuan yang
jelas. Namun saat ini kita hidup didalam zaman, dimana begitu banyak,
“rupa-rupa angin pengajaran yang mengombang-ambingkan, dan permainan palsu
manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.” Penulis mengatakan tantangan
dan dosa terbesar dalam generasi ini, adalah dosa seksual. Data-data yang
penulis paparkan semuanya adalah fakta kehidupan orang-orang krisrten yang terlibat
dalam seks bebas, dan ketergantungan terhadap pornografi, hal inilah yang harus
kita pahami sebagai orang kristen, bahwa situasi ini tidak terjadi secara
kebetulan, ada upaya-upaya sistematik yang dilakukan oleh si jahat untuk
menyeret generasi ini dalam arus dosa seksual yang sangat menghancurkan,
melalui berbagai angin pengajaran dan kelicikan yang menyesatkan
Pada
Bab II Penulis menjelaskan tentang Pertempuran Bagi Orang Tua. Pada dasarnya
dalam satu hari, anak-anak akan menghabiskan waktunya rata-rata 8 jam di
sekolah, selebihnya mereka tentu akan pulang ke rumah orang tua. Sementara itu,
dalam satu minggu mereka rata-rata berada di gereja selama hanya 2 jam. Dari
sisi waktu saja kita lihat, bahwa waktu yang anak-anak miliki bersama dengan
orang tua seharusnya lebih banyak dibandingkan dengan aktifitas-aktifitas
lainnya. Itu berarti, pengaruh terbesar dalam kehidupan anak dan remaja, adalah
dari kedua orang tuanya. Pertanyaannya adalah, dimanakah orang tua, ketika
peristiwa-peristiwa berikut ini terjadi dalam kehidupan remaja. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh synovate research yang melibatkan responden
remaja berusia 15-24 tahun di Jakarta tahun, saat mereka berada di bangku SMP,
16% telah melakukan hubungan seksual. Remaja berusia 16-18 tahun, saat mereka
duduk di bangku SMA, 44% telah melakukan hubungan seksual. Di mana mereka
melakukan hubungan seks tersebut? 40% melakukan di rumah orang tua mereka. 26%
melakukan-nya di tempat kost, dan 26% lagi di hotel.
Fakta
yang baru kita lihat menunjukkan bahwa fungsi pengawasan orang tua tidak
berjalan dengan baik. Bayangkan 40% remaja yang melakukan hubungan seksual,
melakukannya di rumah orang tua mereka. Pelayanan sekolah minggu, maupun kelas
pembinaan remaja di banyak gereja telah memberi kontribusi besar dalam
pertumbuhan rohani anak dan remaja. Kini saatnya para pemimpin rohani berjuang
untuk memberdayakan para orang tua agar mereka sadar akan tanggung jawabnya,
serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk mendamping remaja mereka
berperang melawan dosa seksual.
Kelas
parenting, adalah kebutuhan vital pelayanan pada zaman ini. Untuk memiliki
pengetahuan, serta ketrampilan agar mampu bekerja secara produktif,
masing-masing orang tua telah belajar selama belasan tahun. Pertanyaan bagi
para pemimpin adalah, sejauhmana Rasul, Nabi, Penginjil, Gembala, dan pengajar
memperlengkapi orang tua, agar mereka mampu mengambil tanggung jawab sebagai
orang tua. Dan secara khusus, dalam pertempuran melawan dosa seksual. Para
pemimpin harus mengajar kepada para orang tua 4 prinsip Bible centered parenting, Pengasuhan anak yang berpusat pada firman
Allah. 4 prinsip tersebut kita dapatkan dari bagian firman Tuhan dalam Ulangan
6:4-9. Firman Tuhan diatas adalah khotbah yang disampaikan Musa kepada orang
Israel. Kita lihat disini, pemimpin seperti Musa mengambil tanggung jawab untuk
mengajar, memperlengkapi orang tua agar bisa menjalankan peranannya sebagai
orang tua.
Prinsip pertama. Focus on God. Yaitu mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap
kekuatan dan segenap jiwa raga (Ulangan 6:5). Prinsip kedua. Share your
life. Membagi hidup kepada anak-anak kita, yaitu mengajar dengan rajin,
mengajar dengan tajam, mengajar berulang-ulang (Ulangan 6:7). Jadi kehidupan
rohani anak-anak, adalah tanggung jawab orang tuanya, bukan guru agama di
sekolah atau guru sekolah minggu di gereja. Prinsip
ketiga. Be an Excellent example. Menjadi teladan terbaik bagi anak-anak
kita. (Ulangan 6:8) anak-anak butuh
teladan hidup. Apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita, ditangkap dan
diserap lebih cepat, lebih mendalam, lebih bertahan, dibandingkan dengan apa
yang kita katakan kepada mereka. Perbuatan kita mengajar anak-anak kita lebih
cepat daripada perkataan kita. Be an
excellent example. Jadilah teladan bagi anak-anak saudara. Prinsip keempat. Creat a Holy environment. Menciptakan
suatau lingkungkan hidup yang penuh kekudusan bagi anak-anak. Karena yang ada
disekitar anak-anak kita akan memiliki pengaruh besar dalam hidupnya (Ulangan
6:9)
Bab
III. Penulis menjelaskan tentang Pertempuran bagi Suami-Istri dalam memahami
pernikahan. Pernikahan adalah suatu anugerah yang unik, yang diberikan hanya di
dalam institusi pernikahan, yaitu seks. Ketika kita memahami seks dengan baik,
kita akan dibawah untuk mengerti sebuah rahasia yang amat dalam. Para pemimpin
rohani, memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan, mendampingi, menolong
pasangan suami-istri yang berada dalam tanggung jawab pelayanan mereka. Karena
itu para pemimpin rohani, harus memahami dengan baik seks dalam kehidupan
pasangan suami-istri.
Empat dimensi Seksual. Penulis menjelaskan bahwa
manusia adalah makhluk seksual. Sebagai mahkluk seksual, manusia memiliki
potensi dan sekaligus kebutuhan untuk menjalin relasi seksual dengan pasangan
seksualnya. Jika dikaji lebih secara mendalam kita akan menemukan bahwa
seksualitas manusia memiliki 4 dimensi.
Dimensi pertama, dimensi rekreasi. Suami-isteri yang melakukan hubungan seksual dan
mengalami orgasme, tubuhnya menghasilkan neuro-endorcrine
yang menyebabkan rileks; kondisi rileks inilah yang pada akhirnya
menjadikan mereka lebih efektif dalam
memenuhi berbagai tanggung jawab hidup mereka. Inilah dimensi rekreasi.
Dimensi kedua, dimensi
prokreasi. Sejak
awal Allah telah menetapkan manusia sebagai ciptaan dengan kapasitas untuk
bereproduksi (kejadian 1:28; kejadian 4:1). Untuk tujuan ini reproduksi yang
memungkinkan mereka untuk bereproduksi, didalam tubuh seorang pria triliun
sperma diproduksi sepanjang hidupnya, itu sebabnya hampir setiap saat seorang
pria dewasa yang sehat bisa mengeluarkan 400 juta sel sperma dalam satu kali
ejakulasi, sementara itu seorang wanita dibekali dengan 450.000 bakal sel telur
yang akan mengamali kematangan rata-rata 1 sel telur setiap bulan-nya. bagaimana
sel telur dan sperma bisa bertemu? Hubungan seksual! Dimensi ini sangat jelas
sejak awal penciptaan manusia; Karena itu, ketika dimensi rekreasi harus
berjalan selaras dengan dimensi prokreasi, variasi dalam aktifitas seksual
menjadi terbatas. Kontak genital antara penis dan vagina menjadi pilihan
satu-satunya yang memungkinkan 2 dimensi yaitu dimensi rekreasi dan prokreasi
berjalan seiring.
Dimensi ketiga, dimensi
relasi. Seks
memiliki unsur keintiman. Siapapun yang menerima realita bahwa seks memiliki
dimensi relasi, akan menyadari bahwa hubungan seksual harus menjadi sarana untuk menyatakan
keintiman sekaligus untuk membangun keintiman. Siapapun yang memahami hubungan
seks itu memiliki dimensi rekreasi, prokreasi, serta relasi akan sangat mudah
memahami catatan firman Tuhan dalam : Kidung
Agung 2:6 tangan kirinya ada di bawah kepalaku, tangan kanannya memeluk aku. Kidung
Agung 2:6, memberikan gambaran implist tentang posisi hubungan seksual. Dan
gambaran ini mengarah pada kontak genital, face
to face. Dengan posisi seperti ini, orgasme yang merupakan pencapaian dimensi rekreasi,
kehamilan yang merupakan pencapaian dari dimensi prokreasi, serta keintiman
yang merupakan pencapaian dimensi relasi akan bisa terpenuhi secara simultan.
Pandangan mata antara suami-istri saat berhubungan seksual akan membangun
keintiman yang semakin dalam, karena itu hubungan seksual face to face seperti
di gambarkan dalam Kidung Agung 2:6 menjadi pilihan satu-satunya agar hubungan
seksual dapat membangun relasi intim yang dalam. Relasi yang penuh keintiman
ini dirancang dalam suatu ikatan yang ekslusif.
Dimensi keempat, dimensi
refleksi. Hubungan
seksual adalah gambaran hubungan Kristus dengan Gereja yang penuh keintiman.
(Efesus 5:31-32). Monogami dan Monotheisme adalah pengajaran yang berjalan
seiring. Segala macam bentuk penyimpangan, penolakan, pemberontakan terhadap
monogami menghasilkan adultery. Segala macam bentuk penyimpangan, penolakan,
pemberontakan terhadap monotheisme menghasilkan idolatry.
Karena
hubungan seksual adalah metafora hubungan antara Kristus dengan jemaat yang
penuh keintiman, maka tidak heran dari waktu ke waktu intensitas dosa seks
semakin hari semakin mengerikan. Dari waktu ke waktu intensitas dosa seks
semakin mengerikan. Dosa seks adalah dosa yang yang sangat serius, dan
dihadapan Tuhan dosa seks setara dengan dosa penyembahan berhala (bilangan 25),
karena itu Keintiman Abadi adalah isi hati Allah yang terdalam terhadap kita.
Untuk membawa kita kedalam pengalaman keintiman abadi ini, Allah menciptakan
institusi pernikahan, agar melaluinya kita belajar membangun hubungan yang
penuh keintiman, Keintiman Abadi.
Bab
ketiga menjelaskan tentang Pertempuran bagi orang muda. Pengkhotbah memberikan
gambaran dengan jelas, bahwa orang muda yang berhikmat, adalah orang muda yang
rela memikul kuk bersama Tuhan. Prinsip tersebut sejalan dengan pengajaran
Yeremia dalam Ratapan 3:27 “Adalah baik bagi seorang pria (atau wanita) memikul
kuk pada masa mudanya. Melalui semua itu, orang-orang muda dijadikan siap,
dipersiapkan untuk bergabung dalam pertempuran.
Ada
pertempuran yang harus dihadapi oleh orang-orang muda. Tahta Raja yang akan
menjadi milik mereka tidak dapat dengan cuma-Cuma, ada harga yang harus
dibayar, ada darah yang harus siap dialirkan, ada pertempuran yang harus
dimenangkan. Dan para pemimpin serta para orang tua, mereka harus berada dalam bayith asar untuk mendampingi
orang-orang muda ini, untuk melatih mereka, mempersiapkan mereka untuk menang
dalam peperangan, untuk merebut dan menduduki Tahta Raja. Medan peperangan
orang muda zaman sekarang dibanjiri dengan banyak kesenangan dan kemudahan.
Kemudahan pada zaman sekarang, memang sangat bermanfaat, tetapi pada saat yang
bersamaan, banjir kemudahan ini, menjadikan angatan musa zaman sekarang cenderung
tidak mau menghadapi kesulitan, tidak suka dengan tantangan, tidak mau
menghadapi kesulitan, tidak suka dengan tantangan, tidak mau menerima tanggung
jawab, cenderung memudahkan segala sesuatu. Sebagai orang muda kita diajak
untuk memiliki keberanian seperti Yusuf. Sebab mereka yang berani berbeda, akan
memberikan perbedaan dalam kehidupannya. 5 jenis keberanian Yusuf yang patut
orang muda miliki adalah : Pertama, Berani
memimpikan mimpi Ilah. kedua, berani
setia pada perkara kecil. ketiga, berani
menolak kesenangan dosa. Keempat,
berani memikul Kuk yang lebih berat.
Kelima, berani memandang segala sesuatu dari perspektif Allah. Dari waktu
ke waktu, Tuhan mencari orang muda yang rela masuk ke bayith asar. Dan dari waktu ke waktu pula , tuhan selalu
membangkitkan orang-orang yang dipakaiNya untuk membawa masuk banyak orang muda
ke bayith asar tersebut, dan
mempersiapkan mereka menjadi Raja masa depan.
Pada
Bab Lima penulis menjelaskan tentang pertempuran bagi para pria, seperti yang
dijelaskan oleh pemazmur tentang seorang pria yang berhasil, seorang pria yang
diberkati Tuhan memiliki penghasilan yang baik, Isteri yang baik, serta
anak-anak yang baik. Keberhasilan, dan berkat Tuhan dalam hidup seorang pria
terkait dengan pekerjaan, pernikahan dan anak-anaknya. Kebenaran ini membawa
kita pada kesadaran bahwa pertempuran utama seorang pria berada dalam era
pekerjaan, pernikahan dan keluarganya. Dari waktu kewaktu Iblis selalu ingin
menghancurkan pria dalam 3 area tersebut. Dan dari waktu ke waktu iblis berupaya
untuk mengembangkan pola pertempuran yang paling destructive, tetapi paling
tidak disadari oleh pria. Dan akhirnya pola itu diketahui, namanya adalah seks.
Dari
waktu ke waktu pria diserang melalui pikirannya mengenai masalah seks. Di taman
eden, dosa juga menyelinap melalui pikiran manusia. Dosa apapun muncul dan
diawali dari pikiran yang jahat. (Markus 7:21) karena itu pikiran para pria
harus dibentengi dengan benteng yang kuat, yaitu Firman Tuhan “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang
benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis,
semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji,
pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4:8)
Bab
yang terakhir penulis menjelaskan pertempuran yang dihadapi para wanita. Firman
Tuhan (Kejadian 2:22-25) di jelaskan bahwa Allah menciptakan wanita dari rusuk
pria. Lalu mempersatukan mereka kembali menjadi satu daging. Ketika Allah mengambil rusuk Adam, proses itu
meninggalkan sebuah ruang kosong di dalam diri Adam. Ruang kosong tersebut
bentuknya sama persis dengan bagian yang diambil. Ketika Allah membawa Hawa dan
menyatukan mereka dalam satu daging, maka ruang kosong tersebut tertutup secara
rapat, tida ada kekosongan lagi. Pernikahan
mengisi kekosongan dalam diri pria, dan menstabilkan posisi wanita.
Penyatuan ulang ini, menjadikan keduanya utuh, menjadi satu, tak terpisahkan.
Kehidupan
wanita terbaik (pada umumnya, kecuali mendapat anugerah untuk hidup melajang)
adalah ketika meraka dalam relasi pernikahan heteroseks monogamy. Nilah dia
tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ada sebuah ungkapan untuk
penerimaan yang total. Wanita akan berada di tempat, yang membuatnya paling
stabil, ketika wanita bertemu dan dipersatukan, dengan pria yang darinya wanita
tersebut.
Salah
satu keputusan besar yang dibuat oleh pria, adalah ketika pria tersebut rela
meninggalkan ayahnya dan ibunya, untuk menjalani sebuah episode baru dalam
hidupnya, yang akan dijalani bersama istrinya. Bukankah ini sebuah ekspresi
cinta yang besar; maka ketika seorang wanita mengambil keputusan untuk
menjalani hidup dengan pria yang rela meninggalkan ayah dan ibunya untuk
bersatu dengan dirinya itu, wanita tersebut sedang membawa dirinya ke sebuah
tempat yang dipenuhi dengan cinta.
Kepuasan
seksual wanita terkait erat dengan penerimaan, penghargaan, perlindungan. Seks
dirancang bukan hanya untuk penyatuan
fisik, tetapi juga penyatuan psiko-emosional, dan juga penyatuan spritual,
adalah hal yang sangat esensial.
Pada
zaman kita, kinsey menyerang pikiran para pria, dan mendorong untuk
pertualangan seks yang buas. Lalu, brown menyediakan amunisi bagi para wanita
untuk “membalas” perilaku seks buas para pria, dengan seks liar para wanita
binal. Peperangan selalu menghancurkan dunia pihak yang berperang. Itualah yang
terjadi setelah abad ini, pria bodoh dan wanita dungu saling berlomba dalam
kebebasan seksual, dan hasil semua kalah.
Seks
dalam ikatan pernikahan menghindarkan seorang wanita dari rasa malu akibat
kehamilan diluar nikah. Rasa malu karena memiliki anak tanpa suami. Rasa malu
karena tertular berbagai macam penyakit seksual, bahkan rasa malu yang akan di
tanggung oleh anak-anaknya. Seks dalam ikatan pernikahan menghindarkan wanita
dari kekecewaan. Diluar ikatan pernikahan, wanita akan merasa seperti barang
yang dipakai lalu dibuang. Sangat mengecewakan. Seks dalam ikatan pernikahan
menghindarkan wanita dari kekeringan. Diluar ikatan pernikahan, seks justru
mengakibatkan kekeringan
Kepenuhan
sebagai wanita menjadi sempurna, ketika wanita karena hubungan seksual dengan
suaminya, mengalami kehamilan, melahirnkan, lalu mengasuh dan membesarkan
anak-anaknya. Wanita adalah gambaran figurative gereja Tuhan. Jika wanita
berada pada pusat rencana Allah atas hidupnya, dunia akan mudah melihat gambaran
gereja yang indah. Satu wanita hidup benar, mengalirkan berkat yang tidak
pernah kering.