Kamis, 29 Agustus 2013

RINGKASAN BUKU SEXUAL HOLINESS



SEXUAL HOLINESS

Pertempuran Bagi Pemimpin, merupakan Bab I dari buku Sexual Holines yang sengaja di susun lebih awal oleh penulis untuk menjelaskan klasifikasi Kepemimpinan Rohani dan Tujuan Kepemimpinan Rohani sebelum menjelaskan pertempuran bagi para orang tua maupun anak-anak pria maupun wanita.
Dalam efesus 4:11-15, Paulus menulis klasifikasi Kepemimpinan Rohani, yaitu ; Rasul, Nabi, Pemberita Injil, Gembala, dan pengajar.  Rasul, apostle, apostoloV (apostolos), a delegate; specifically an ambassador of  the Gospel. Jadi Rasul bisa dipahai sebagai Utusan Injil, Duta Besar Injil. Mereka yang melintasi batas-batas geografi, bahasa, kebudayaan, bangsa dan negara untuk menyatakan Injil Tuhan. Nabi, prophet, ( projhtheV (prophetes), berasal dari kata : pro (pro) yang artinya di depan, atau sebelum terjadi. Dan kata jhemi (phemi), yang artinya untuk mengetahui. Jadi, Nabi adalah a foreteller, yang memberitakan kabar baik, memeberitakan anugerah keselamatan di dalam Tuhan Yesus. Sedangkan Pemberita Injil, evangelist, evaggelisthV (euanggelistes). Adalah orang yang memberitakan kabar baik, memberitakan anugerah keselamatan di dalam Tuhan yesus. Gembala, pastor, poimen (poimen), shepherd. Dalam dunia peternakan, gembala setidaknya memiliki 5 tugas, pertama, memastikan kawanan ternaknya mendapat makanan yang cukup, rumput yang hijau air yang tenang. Kedua, melindungi dari bahaya serangan binatang buas dan bahaya-bahaya yang lain. Ketiga, merawat yang luka, dan kadang menggendongnya ketika binatang-binatang tersebut sakit. keempat, memimpin binatang-binatang tersebut agar tidak salah jalan. Seperti itulah fungsi Gembala rohani ditengah-tengah kawanan domba Allah. Yang terakhir adalah Pengajar. Pengajar, teacher, didaskaloV (didaskalos). Adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan dan cakap membagikan pengetahuannya kepada murid-muridnya.
Efesus 4:12 menjelaskan tentang Tujuan Kepemimpinan rohani yaitu untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Tuhan menganugerahkan kepemimpinan rohani yang beragam, dengan tujuan yang jelas. Namun saat ini kita hidup didalam zaman, dimana begitu banyak, “rupa-rupa angin pengajaran yang mengombang-ambingkan, dan permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.” Penulis mengatakan tantangan dan dosa terbesar dalam generasi ini, adalah dosa seksual. Data-data yang penulis paparkan semuanya adalah fakta kehidupan orang-orang krisrten yang terlibat dalam seks bebas, dan ketergantungan terhadap pornografi, hal inilah yang harus kita pahami sebagai orang kristen, bahwa situasi ini tidak terjadi secara kebetulan, ada upaya-upaya sistematik yang dilakukan oleh si jahat untuk menyeret generasi ini dalam arus dosa seksual yang sangat menghancurkan, melalui berbagai angin pengajaran dan kelicikan yang menyesatkan
Pada Bab II Penulis menjelaskan tentang Pertempuran Bagi Orang Tua. Pada dasarnya dalam satu hari, anak-anak akan menghabiskan waktunya rata-rata 8 jam di sekolah, selebihnya mereka tentu akan pulang ke rumah orang tua. Sementara itu, dalam satu minggu mereka rata-rata berada di gereja selama hanya 2 jam. Dari sisi waktu saja kita lihat, bahwa waktu yang anak-anak miliki bersama dengan orang tua seharusnya lebih banyak dibandingkan dengan aktifitas-aktifitas lainnya. Itu berarti, pengaruh terbesar dalam kehidupan anak dan remaja, adalah dari kedua orang tuanya. Pertanyaannya adalah, dimanakah orang tua, ketika peristiwa-peristiwa berikut ini terjadi dalam kehidupan remaja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh synovate research yang melibatkan responden remaja berusia 15-24 tahun di Jakarta tahun, saat mereka berada di bangku SMP, 16% telah melakukan hubungan seksual. Remaja berusia 16-18 tahun, saat mereka duduk di bangku SMA, 44% telah melakukan hubungan seksual. Di mana mereka melakukan hubungan seks tersebut? 40% melakukan di rumah orang tua mereka. 26% melakukan-nya di tempat kost, dan 26% lagi di hotel.
Fakta yang baru kita lihat menunjukkan bahwa fungsi pengawasan orang tua tidak berjalan dengan baik. Bayangkan 40% remaja yang melakukan hubungan seksual, melakukannya di rumah orang tua mereka. Pelayanan sekolah minggu, maupun kelas pembinaan remaja di banyak gereja telah memberi kontribusi besar dalam pertumbuhan rohani anak dan remaja. Kini saatnya para pemimpin rohani berjuang untuk memberdayakan para orang tua agar mereka sadar akan tanggung jawabnya, serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk mendamping remaja mereka berperang melawan dosa seksual.
Kelas parenting, adalah kebutuhan vital pelayanan pada zaman ini. Untuk memiliki pengetahuan, serta ketrampilan agar mampu bekerja secara produktif, masing-masing orang tua telah belajar selama belasan tahun. Pertanyaan bagi para pemimpin adalah, sejauhmana Rasul, Nabi, Penginjil, Gembala, dan pengajar memperlengkapi orang tua, agar mereka mampu mengambil tanggung jawab sebagai orang tua. Dan secara khusus, dalam pertempuran melawan dosa seksual. Para pemimpin harus mengajar kepada para orang tua 4 prinsip Bible centered parenting, Pengasuhan anak yang berpusat pada firman Allah. 4 prinsip tersebut kita dapatkan dari bagian firman Tuhan dalam Ulangan 6:4-9. Firman Tuhan diatas adalah khotbah yang disampaikan Musa kepada orang Israel. Kita lihat disini, pemimpin seperti Musa mengambil tanggung jawab untuk mengajar, memperlengkapi orang tua agar bisa menjalankan peranannya sebagai orang tua.
Prinsip pertama. Focus on God. Yaitu mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap kekuatan dan segenap jiwa raga (Ulangan 6:5). Prinsip kedua. Share your life. Membagi hidup kepada anak-anak kita, yaitu mengajar dengan rajin, mengajar dengan tajam, mengajar berulang-ulang (Ulangan 6:7). Jadi kehidupan rohani anak-anak, adalah tanggung jawab orang tuanya, bukan guru agama di sekolah atau guru sekolah minggu di gereja. Prinsip ketiga. Be an Excellent example. Menjadi teladan terbaik bagi anak-anak kita. (Ulangan 6:8)  anak-anak butuh teladan hidup. Apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita, ditangkap dan diserap lebih cepat, lebih mendalam, lebih bertahan, dibandingkan dengan apa yang kita katakan kepada mereka. Perbuatan kita mengajar anak-anak kita lebih cepat daripada perkataan kita. Be an excellent example. Jadilah teladan bagi anak-anak saudara. Prinsip keempat. Creat a Holy environment. Menciptakan suatau lingkungkan hidup yang penuh kekudusan bagi anak-anak. Karena yang ada disekitar anak-anak kita akan memiliki pengaruh besar dalam hidupnya (Ulangan 6:9)
Bab III. Penulis menjelaskan tentang Pertempuran bagi Suami-Istri dalam memahami pernikahan. Pernikahan adalah suatu anugerah yang unik, yang diberikan hanya di dalam institusi pernikahan, yaitu seks. Ketika kita memahami seks dengan baik, kita akan dibawah untuk mengerti sebuah rahasia yang amat dalam. Para pemimpin rohani, memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan, mendampingi, menolong pasangan suami-istri yang berada dalam tanggung jawab pelayanan mereka. Karena itu para pemimpin rohani, harus memahami dengan baik seks dalam kehidupan pasangan suami-istri.
Empat dimensi Seksual. Penulis menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk seksual. Sebagai mahkluk seksual, manusia memiliki potensi dan sekaligus kebutuhan untuk menjalin relasi seksual dengan pasangan seksualnya. Jika dikaji lebih secara mendalam kita akan menemukan bahwa seksualitas manusia memiliki 4 dimensi.
Dimensi pertama, dimensi rekreasi. Suami-isteri yang melakukan hubungan seksual dan mengalami orgasme, tubuhnya menghasilkan neuro-endorcrine yang menyebabkan rileks; kondisi rileks inilah yang pada akhirnya menjadikan mereka lebih efektif  dalam memenuhi berbagai tanggung jawab hidup mereka. Inilah dimensi rekreasi.
Dimensi kedua, dimensi prokreasi. Sejak awal Allah telah menetapkan manusia sebagai ciptaan dengan kapasitas untuk bereproduksi (kejadian 1:28; kejadian 4:1). Untuk tujuan ini reproduksi yang memungkinkan mereka untuk bereproduksi, didalam tubuh seorang pria triliun sperma diproduksi sepanjang hidupnya, itu sebabnya hampir setiap saat seorang pria dewasa yang sehat bisa mengeluarkan 400 juta sel sperma dalam satu kali ejakulasi, sementara itu seorang wanita dibekali dengan 450.000 bakal sel telur yang akan mengamali kematangan rata-rata 1 sel telur setiap bulan-nya. bagaimana sel telur dan sperma bisa bertemu? Hubungan seksual! Dimensi ini sangat jelas sejak awal penciptaan manusia; Karena itu, ketika dimensi rekreasi harus berjalan selaras dengan dimensi prokreasi, variasi dalam aktifitas seksual menjadi terbatas. Kontak genital antara penis dan vagina menjadi pilihan satu-satunya yang memungkinkan 2 dimensi yaitu dimensi rekreasi dan prokreasi berjalan seiring.
Dimensi ketiga, dimensi relasi. Seks memiliki unsur keintiman. Siapapun yang menerima realita bahwa seks memiliki dimensi relasi, akan menyadari bahwa hubungan seksual  harus menjadi sarana untuk menyatakan keintiman sekaligus untuk membangun keintiman. Siapapun yang memahami hubungan seks itu memiliki dimensi rekreasi, prokreasi, serta relasi akan sangat mudah memahami catatan firman Tuhan dalam : Kidung Agung 2:6 tangan kirinya ada di bawah kepalaku, tangan kanannya memeluk aku. Kidung Agung 2:6, memberikan gambaran implist tentang posisi hubungan seksual. Dan gambaran ini mengarah pada kontak genital, face to face. Dengan posisi seperti ini, orgasme yang  merupakan pencapaian dimensi rekreasi, kehamilan yang merupakan pencapaian dari dimensi prokreasi, serta keintiman yang merupakan pencapaian dimensi relasi akan bisa terpenuhi secara simultan. Pandangan mata antara suami-istri saat berhubungan seksual akan membangun keintiman yang semakin dalam, karena itu hubungan seksual face to face seperti di gambarkan dalam Kidung Agung 2:6 menjadi pilihan satu-satunya agar hubungan seksual dapat membangun relasi intim yang dalam. Relasi yang penuh keintiman ini dirancang dalam suatu ikatan yang ekslusif.
Dimensi keempat, dimensi refleksi. Hubungan seksual adalah gambaran hubungan Kristus dengan Gereja yang penuh keintiman. (Efesus 5:31-32). Monogami dan Monotheisme adalah pengajaran yang berjalan seiring. Segala macam bentuk penyimpangan, penolakan, pemberontakan terhadap monogami menghasilkan adultery. Segala macam bentuk penyimpangan, penolakan, pemberontakan terhadap monotheisme menghasilkan idolatry.
Karena hubungan seksual adalah metafora hubungan antara Kristus dengan jemaat yang penuh keintiman, maka tidak heran dari waktu ke waktu intensitas dosa seks semakin hari semakin mengerikan. Dari waktu ke waktu intensitas dosa seks semakin mengerikan. Dosa seks adalah dosa yang yang sangat serius, dan dihadapan Tuhan dosa seks setara dengan dosa penyembahan berhala (bilangan 25), karena itu Keintiman Abadi adalah isi hati Allah yang terdalam terhadap kita. Untuk membawa kita kedalam pengalaman keintiman abadi ini, Allah menciptakan institusi pernikahan, agar melaluinya kita belajar membangun hubungan yang penuh keintiman, Keintiman Abadi.
Bab ketiga menjelaskan tentang Pertempuran bagi orang muda. Pengkhotbah memberikan gambaran dengan jelas, bahwa orang muda yang berhikmat, adalah orang muda yang rela memikul kuk bersama Tuhan. Prinsip tersebut sejalan dengan pengajaran Yeremia dalam Ratapan 3:27 “Adalah baik bagi seorang pria (atau wanita) memikul kuk pada masa mudanya. Melalui semua itu, orang-orang muda dijadikan siap, dipersiapkan untuk bergabung dalam pertempuran.
Ada pertempuran yang harus dihadapi oleh orang-orang muda. Tahta Raja yang akan menjadi milik mereka tidak dapat dengan cuma-Cuma, ada harga yang harus dibayar, ada darah yang harus siap dialirkan, ada pertempuran yang harus dimenangkan. Dan para pemimpin serta para orang tua, mereka harus berada dalam bayith asar untuk mendampingi orang-orang muda ini, untuk melatih mereka, mempersiapkan mereka untuk menang dalam peperangan, untuk merebut dan menduduki Tahta Raja. Medan peperangan orang muda zaman sekarang dibanjiri dengan banyak kesenangan dan kemudahan. Kemudahan pada zaman sekarang, memang sangat bermanfaat, tetapi pada saat yang bersamaan, banjir kemudahan ini, menjadikan angatan musa zaman sekarang cenderung tidak mau menghadapi kesulitan, tidak suka dengan tantangan, tidak mau menghadapi kesulitan, tidak suka dengan tantangan, tidak mau menerima tanggung jawab, cenderung memudahkan segala sesuatu. Sebagai orang muda kita diajak untuk memiliki keberanian seperti Yusuf. Sebab mereka yang berani berbeda, akan memberikan perbedaan dalam kehidupannya. 5 jenis keberanian Yusuf yang patut orang muda miliki adalah : Pertama, Berani memimpikan mimpi Ilah. kedua, berani setia pada perkara kecil. ketiga, berani menolak kesenangan dosa. Keempat, berani memikul Kuk yang lebih berat. Kelima, berani memandang segala sesuatu dari perspektif Allah. Dari waktu ke waktu, Tuhan mencari orang muda yang rela masuk ke bayith asar. Dan dari waktu ke waktu pula , tuhan selalu membangkitkan orang-orang yang dipakaiNya untuk membawa masuk banyak orang muda ke bayith asar tersebut, dan mempersiapkan mereka menjadi Raja masa depan.
Pada Bab Lima penulis menjelaskan tentang pertempuran bagi para pria, seperti yang dijelaskan oleh pemazmur tentang seorang pria yang berhasil, seorang pria yang diberkati Tuhan memiliki penghasilan yang baik, Isteri yang baik, serta anak-anak yang baik. Keberhasilan, dan berkat Tuhan dalam hidup seorang pria terkait dengan pekerjaan, pernikahan dan anak-anaknya. Kebenaran ini membawa kita pada kesadaran bahwa pertempuran utama seorang pria berada dalam era pekerjaan, pernikahan dan keluarganya. Dari waktu kewaktu Iblis selalu ingin menghancurkan pria dalam 3 area tersebut. Dan dari waktu ke waktu iblis berupaya untuk mengembangkan pola pertempuran yang paling destructive, tetapi paling tidak disadari oleh pria. Dan akhirnya pola itu diketahui, namanya adalah seks.
Dari waktu ke waktu pria diserang melalui pikirannya mengenai masalah seks. Di taman eden, dosa juga menyelinap melalui pikiran manusia. Dosa apapun muncul dan diawali dari pikiran yang jahat. (Markus 7:21) karena itu pikiran para pria harus dibentengi dengan benteng yang kuat, yaitu Firman Tuhan “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4:8)
Bab yang terakhir penulis menjelaskan pertempuran yang dihadapi para wanita. Firman Tuhan (Kejadian 2:22-25) di jelaskan bahwa Allah menciptakan wanita dari rusuk pria. Lalu mempersatukan mereka kembali menjadi satu daging.  Ketika Allah mengambil rusuk Adam, proses itu meninggalkan sebuah ruang kosong di dalam diri Adam. Ruang kosong tersebut bentuknya sama persis dengan bagian yang diambil. Ketika Allah membawa Hawa dan menyatukan mereka dalam satu daging, maka ruang kosong tersebut tertutup secara rapat, tida ada kekosongan lagi. Pernikahan  mengisi kekosongan dalam diri pria, dan menstabilkan posisi wanita. Penyatuan ulang ini, menjadikan keduanya utuh, menjadi satu, tak terpisahkan.
Kehidupan wanita terbaik (pada umumnya, kecuali mendapat anugerah untuk hidup melajang) adalah ketika meraka dalam relasi pernikahan heteroseks monogamy. Nilah dia tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ada sebuah ungkapan untuk penerimaan yang total. Wanita akan berada di tempat, yang membuatnya paling stabil, ketika wanita bertemu dan dipersatukan, dengan pria yang darinya wanita tersebut.
Salah satu keputusan besar yang dibuat oleh pria, adalah ketika pria tersebut rela meninggalkan ayahnya dan ibunya, untuk menjalani sebuah episode baru dalam hidupnya, yang akan dijalani bersama istrinya. Bukankah ini sebuah ekspresi cinta yang besar; maka ketika seorang wanita mengambil keputusan untuk menjalani hidup dengan pria yang rela meninggalkan ayah dan ibunya untuk bersatu dengan dirinya itu, wanita tersebut sedang membawa dirinya ke sebuah tempat yang dipenuhi dengan cinta.
Kepuasan seksual wanita terkait erat dengan penerimaan, penghargaan, perlindungan. Seks dirancang  bukan hanya untuk penyatuan fisik, tetapi juga penyatuan psiko-emosional, dan juga penyatuan spritual, adalah hal yang sangat esensial.
Pada zaman kita, kinsey menyerang pikiran para pria, dan mendorong untuk pertualangan seks yang buas. Lalu, brown menyediakan amunisi bagi para wanita untuk “membalas” perilaku seks buas para pria, dengan seks liar para wanita binal. Peperangan selalu menghancurkan dunia pihak yang berperang. Itualah yang terjadi setelah abad ini, pria bodoh dan wanita dungu saling berlomba dalam kebebasan seksual, dan hasil semua kalah.
Seks dalam ikatan pernikahan menghindarkan seorang wanita dari rasa malu akibat kehamilan diluar nikah. Rasa malu karena memiliki anak tanpa suami. Rasa malu karena tertular berbagai macam penyakit seksual, bahkan rasa malu yang akan di tanggung oleh anak-anaknya. Seks dalam ikatan pernikahan menghindarkan wanita dari kekecewaan. Diluar ikatan pernikahan, wanita akan merasa seperti barang yang dipakai lalu dibuang. Sangat mengecewakan. Seks dalam ikatan pernikahan menghindarkan wanita dari kekeringan. Diluar ikatan pernikahan, seks justru mengakibatkan kekeringan
Kepenuhan sebagai wanita menjadi sempurna, ketika wanita karena hubungan seksual dengan suaminya, mengalami kehamilan, melahirnkan, lalu mengasuh dan membesarkan anak-anaknya. Wanita adalah gambaran figurative gereja Tuhan. Jika wanita berada pada pusat rencana Allah atas hidupnya, dunia akan mudah melihat gambaran gereja yang indah. Satu wanita hidup benar, mengalirkan berkat yang tidak pernah kering.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar