Kamis, 29 Agustus 2013

STYLE DENG SERAGAM ORCHID SWALAYAN






RINGKASAN BUKU SEXUAL HOLINESS



SEXUAL HOLINESS

Pertempuran Bagi Pemimpin, merupakan Bab I dari buku Sexual Holines yang sengaja di susun lebih awal oleh penulis untuk menjelaskan klasifikasi Kepemimpinan Rohani dan Tujuan Kepemimpinan Rohani sebelum menjelaskan pertempuran bagi para orang tua maupun anak-anak pria maupun wanita.
Dalam efesus 4:11-15, Paulus menulis klasifikasi Kepemimpinan Rohani, yaitu ; Rasul, Nabi, Pemberita Injil, Gembala, dan pengajar.  Rasul, apostle, apostoloV (apostolos), a delegate; specifically an ambassador of  the Gospel. Jadi Rasul bisa dipahai sebagai Utusan Injil, Duta Besar Injil. Mereka yang melintasi batas-batas geografi, bahasa, kebudayaan, bangsa dan negara untuk menyatakan Injil Tuhan. Nabi, prophet, ( projhtheV (prophetes), berasal dari kata : pro (pro) yang artinya di depan, atau sebelum terjadi. Dan kata jhemi (phemi), yang artinya untuk mengetahui. Jadi, Nabi adalah a foreteller, yang memberitakan kabar baik, memeberitakan anugerah keselamatan di dalam Tuhan Yesus. Sedangkan Pemberita Injil, evangelist, evaggelisthV (euanggelistes). Adalah orang yang memberitakan kabar baik, memberitakan anugerah keselamatan di dalam Tuhan yesus. Gembala, pastor, poimen (poimen), shepherd. Dalam dunia peternakan, gembala setidaknya memiliki 5 tugas, pertama, memastikan kawanan ternaknya mendapat makanan yang cukup, rumput yang hijau air yang tenang. Kedua, melindungi dari bahaya serangan binatang buas dan bahaya-bahaya yang lain. Ketiga, merawat yang luka, dan kadang menggendongnya ketika binatang-binatang tersebut sakit. keempat, memimpin binatang-binatang tersebut agar tidak salah jalan. Seperti itulah fungsi Gembala rohani ditengah-tengah kawanan domba Allah. Yang terakhir adalah Pengajar. Pengajar, teacher, didaskaloV (didaskalos). Adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan dan cakap membagikan pengetahuannya kepada murid-muridnya.
Efesus 4:12 menjelaskan tentang Tujuan Kepemimpinan rohani yaitu untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Tuhan menganugerahkan kepemimpinan rohani yang beragam, dengan tujuan yang jelas. Namun saat ini kita hidup didalam zaman, dimana begitu banyak, “rupa-rupa angin pengajaran yang mengombang-ambingkan, dan permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.” Penulis mengatakan tantangan dan dosa terbesar dalam generasi ini, adalah dosa seksual. Data-data yang penulis paparkan semuanya adalah fakta kehidupan orang-orang krisrten yang terlibat dalam seks bebas, dan ketergantungan terhadap pornografi, hal inilah yang harus kita pahami sebagai orang kristen, bahwa situasi ini tidak terjadi secara kebetulan, ada upaya-upaya sistematik yang dilakukan oleh si jahat untuk menyeret generasi ini dalam arus dosa seksual yang sangat menghancurkan, melalui berbagai angin pengajaran dan kelicikan yang menyesatkan
Pada Bab II Penulis menjelaskan tentang Pertempuran Bagi Orang Tua. Pada dasarnya dalam satu hari, anak-anak akan menghabiskan waktunya rata-rata 8 jam di sekolah, selebihnya mereka tentu akan pulang ke rumah orang tua. Sementara itu, dalam satu minggu mereka rata-rata berada di gereja selama hanya 2 jam. Dari sisi waktu saja kita lihat, bahwa waktu yang anak-anak miliki bersama dengan orang tua seharusnya lebih banyak dibandingkan dengan aktifitas-aktifitas lainnya. Itu berarti, pengaruh terbesar dalam kehidupan anak dan remaja, adalah dari kedua orang tuanya. Pertanyaannya adalah, dimanakah orang tua, ketika peristiwa-peristiwa berikut ini terjadi dalam kehidupan remaja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh synovate research yang melibatkan responden remaja berusia 15-24 tahun di Jakarta tahun, saat mereka berada di bangku SMP, 16% telah melakukan hubungan seksual. Remaja berusia 16-18 tahun, saat mereka duduk di bangku SMA, 44% telah melakukan hubungan seksual. Di mana mereka melakukan hubungan seks tersebut? 40% melakukan di rumah orang tua mereka. 26% melakukan-nya di tempat kost, dan 26% lagi di hotel.
Fakta yang baru kita lihat menunjukkan bahwa fungsi pengawasan orang tua tidak berjalan dengan baik. Bayangkan 40% remaja yang melakukan hubungan seksual, melakukannya di rumah orang tua mereka. Pelayanan sekolah minggu, maupun kelas pembinaan remaja di banyak gereja telah memberi kontribusi besar dalam pertumbuhan rohani anak dan remaja. Kini saatnya para pemimpin rohani berjuang untuk memberdayakan para orang tua agar mereka sadar akan tanggung jawabnya, serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk mendamping remaja mereka berperang melawan dosa seksual.
Kelas parenting, adalah kebutuhan vital pelayanan pada zaman ini. Untuk memiliki pengetahuan, serta ketrampilan agar mampu bekerja secara produktif, masing-masing orang tua telah belajar selama belasan tahun. Pertanyaan bagi para pemimpin adalah, sejauhmana Rasul, Nabi, Penginjil, Gembala, dan pengajar memperlengkapi orang tua, agar mereka mampu mengambil tanggung jawab sebagai orang tua. Dan secara khusus, dalam pertempuran melawan dosa seksual. Para pemimpin harus mengajar kepada para orang tua 4 prinsip Bible centered parenting, Pengasuhan anak yang berpusat pada firman Allah. 4 prinsip tersebut kita dapatkan dari bagian firman Tuhan dalam Ulangan 6:4-9. Firman Tuhan diatas adalah khotbah yang disampaikan Musa kepada orang Israel. Kita lihat disini, pemimpin seperti Musa mengambil tanggung jawab untuk mengajar, memperlengkapi orang tua agar bisa menjalankan peranannya sebagai orang tua.
Prinsip pertama. Focus on God. Yaitu mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap kekuatan dan segenap jiwa raga (Ulangan 6:5). Prinsip kedua. Share your life. Membagi hidup kepada anak-anak kita, yaitu mengajar dengan rajin, mengajar dengan tajam, mengajar berulang-ulang (Ulangan 6:7). Jadi kehidupan rohani anak-anak, adalah tanggung jawab orang tuanya, bukan guru agama di sekolah atau guru sekolah minggu di gereja. Prinsip ketiga. Be an Excellent example. Menjadi teladan terbaik bagi anak-anak kita. (Ulangan 6:8)  anak-anak butuh teladan hidup. Apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita, ditangkap dan diserap lebih cepat, lebih mendalam, lebih bertahan, dibandingkan dengan apa yang kita katakan kepada mereka. Perbuatan kita mengajar anak-anak kita lebih cepat daripada perkataan kita. Be an excellent example. Jadilah teladan bagi anak-anak saudara. Prinsip keempat. Creat a Holy environment. Menciptakan suatau lingkungkan hidup yang penuh kekudusan bagi anak-anak. Karena yang ada disekitar anak-anak kita akan memiliki pengaruh besar dalam hidupnya (Ulangan 6:9)
Bab III. Penulis menjelaskan tentang Pertempuran bagi Suami-Istri dalam memahami pernikahan. Pernikahan adalah suatu anugerah yang unik, yang diberikan hanya di dalam institusi pernikahan, yaitu seks. Ketika kita memahami seks dengan baik, kita akan dibawah untuk mengerti sebuah rahasia yang amat dalam. Para pemimpin rohani, memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan, mendampingi, menolong pasangan suami-istri yang berada dalam tanggung jawab pelayanan mereka. Karena itu para pemimpin rohani, harus memahami dengan baik seks dalam kehidupan pasangan suami-istri.
Empat dimensi Seksual. Penulis menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk seksual. Sebagai mahkluk seksual, manusia memiliki potensi dan sekaligus kebutuhan untuk menjalin relasi seksual dengan pasangan seksualnya. Jika dikaji lebih secara mendalam kita akan menemukan bahwa seksualitas manusia memiliki 4 dimensi.
Dimensi pertama, dimensi rekreasi. Suami-isteri yang melakukan hubungan seksual dan mengalami orgasme, tubuhnya menghasilkan neuro-endorcrine yang menyebabkan rileks; kondisi rileks inilah yang pada akhirnya menjadikan mereka lebih efektif  dalam memenuhi berbagai tanggung jawab hidup mereka. Inilah dimensi rekreasi.
Dimensi kedua, dimensi prokreasi. Sejak awal Allah telah menetapkan manusia sebagai ciptaan dengan kapasitas untuk bereproduksi (kejadian 1:28; kejadian 4:1). Untuk tujuan ini reproduksi yang memungkinkan mereka untuk bereproduksi, didalam tubuh seorang pria triliun sperma diproduksi sepanjang hidupnya, itu sebabnya hampir setiap saat seorang pria dewasa yang sehat bisa mengeluarkan 400 juta sel sperma dalam satu kali ejakulasi, sementara itu seorang wanita dibekali dengan 450.000 bakal sel telur yang akan mengamali kematangan rata-rata 1 sel telur setiap bulan-nya. bagaimana sel telur dan sperma bisa bertemu? Hubungan seksual! Dimensi ini sangat jelas sejak awal penciptaan manusia; Karena itu, ketika dimensi rekreasi harus berjalan selaras dengan dimensi prokreasi, variasi dalam aktifitas seksual menjadi terbatas. Kontak genital antara penis dan vagina menjadi pilihan satu-satunya yang memungkinkan 2 dimensi yaitu dimensi rekreasi dan prokreasi berjalan seiring.
Dimensi ketiga, dimensi relasi. Seks memiliki unsur keintiman. Siapapun yang menerima realita bahwa seks memiliki dimensi relasi, akan menyadari bahwa hubungan seksual  harus menjadi sarana untuk menyatakan keintiman sekaligus untuk membangun keintiman. Siapapun yang memahami hubungan seks itu memiliki dimensi rekreasi, prokreasi, serta relasi akan sangat mudah memahami catatan firman Tuhan dalam : Kidung Agung 2:6 tangan kirinya ada di bawah kepalaku, tangan kanannya memeluk aku. Kidung Agung 2:6, memberikan gambaran implist tentang posisi hubungan seksual. Dan gambaran ini mengarah pada kontak genital, face to face. Dengan posisi seperti ini, orgasme yang  merupakan pencapaian dimensi rekreasi, kehamilan yang merupakan pencapaian dari dimensi prokreasi, serta keintiman yang merupakan pencapaian dimensi relasi akan bisa terpenuhi secara simultan. Pandangan mata antara suami-istri saat berhubungan seksual akan membangun keintiman yang semakin dalam, karena itu hubungan seksual face to face seperti di gambarkan dalam Kidung Agung 2:6 menjadi pilihan satu-satunya agar hubungan seksual dapat membangun relasi intim yang dalam. Relasi yang penuh keintiman ini dirancang dalam suatu ikatan yang ekslusif.
Dimensi keempat, dimensi refleksi. Hubungan seksual adalah gambaran hubungan Kristus dengan Gereja yang penuh keintiman. (Efesus 5:31-32). Monogami dan Monotheisme adalah pengajaran yang berjalan seiring. Segala macam bentuk penyimpangan, penolakan, pemberontakan terhadap monogami menghasilkan adultery. Segala macam bentuk penyimpangan, penolakan, pemberontakan terhadap monotheisme menghasilkan idolatry.
Karena hubungan seksual adalah metafora hubungan antara Kristus dengan jemaat yang penuh keintiman, maka tidak heran dari waktu ke waktu intensitas dosa seks semakin hari semakin mengerikan. Dari waktu ke waktu intensitas dosa seks semakin mengerikan. Dosa seks adalah dosa yang yang sangat serius, dan dihadapan Tuhan dosa seks setara dengan dosa penyembahan berhala (bilangan 25), karena itu Keintiman Abadi adalah isi hati Allah yang terdalam terhadap kita. Untuk membawa kita kedalam pengalaman keintiman abadi ini, Allah menciptakan institusi pernikahan, agar melaluinya kita belajar membangun hubungan yang penuh keintiman, Keintiman Abadi.
Bab ketiga menjelaskan tentang Pertempuran bagi orang muda. Pengkhotbah memberikan gambaran dengan jelas, bahwa orang muda yang berhikmat, adalah orang muda yang rela memikul kuk bersama Tuhan. Prinsip tersebut sejalan dengan pengajaran Yeremia dalam Ratapan 3:27 “Adalah baik bagi seorang pria (atau wanita) memikul kuk pada masa mudanya. Melalui semua itu, orang-orang muda dijadikan siap, dipersiapkan untuk bergabung dalam pertempuran.
Ada pertempuran yang harus dihadapi oleh orang-orang muda. Tahta Raja yang akan menjadi milik mereka tidak dapat dengan cuma-Cuma, ada harga yang harus dibayar, ada darah yang harus siap dialirkan, ada pertempuran yang harus dimenangkan. Dan para pemimpin serta para orang tua, mereka harus berada dalam bayith asar untuk mendampingi orang-orang muda ini, untuk melatih mereka, mempersiapkan mereka untuk menang dalam peperangan, untuk merebut dan menduduki Tahta Raja. Medan peperangan orang muda zaman sekarang dibanjiri dengan banyak kesenangan dan kemudahan. Kemudahan pada zaman sekarang, memang sangat bermanfaat, tetapi pada saat yang bersamaan, banjir kemudahan ini, menjadikan angatan musa zaman sekarang cenderung tidak mau menghadapi kesulitan, tidak suka dengan tantangan, tidak mau menghadapi kesulitan, tidak suka dengan tantangan, tidak mau menerima tanggung jawab, cenderung memudahkan segala sesuatu. Sebagai orang muda kita diajak untuk memiliki keberanian seperti Yusuf. Sebab mereka yang berani berbeda, akan memberikan perbedaan dalam kehidupannya. 5 jenis keberanian Yusuf yang patut orang muda miliki adalah : Pertama, Berani memimpikan mimpi Ilah. kedua, berani setia pada perkara kecil. ketiga, berani menolak kesenangan dosa. Keempat, berani memikul Kuk yang lebih berat. Kelima, berani memandang segala sesuatu dari perspektif Allah. Dari waktu ke waktu, Tuhan mencari orang muda yang rela masuk ke bayith asar. Dan dari waktu ke waktu pula , tuhan selalu membangkitkan orang-orang yang dipakaiNya untuk membawa masuk banyak orang muda ke bayith asar tersebut, dan mempersiapkan mereka menjadi Raja masa depan.
Pada Bab Lima penulis menjelaskan tentang pertempuran bagi para pria, seperti yang dijelaskan oleh pemazmur tentang seorang pria yang berhasil, seorang pria yang diberkati Tuhan memiliki penghasilan yang baik, Isteri yang baik, serta anak-anak yang baik. Keberhasilan, dan berkat Tuhan dalam hidup seorang pria terkait dengan pekerjaan, pernikahan dan anak-anaknya. Kebenaran ini membawa kita pada kesadaran bahwa pertempuran utama seorang pria berada dalam era pekerjaan, pernikahan dan keluarganya. Dari waktu kewaktu Iblis selalu ingin menghancurkan pria dalam 3 area tersebut. Dan dari waktu ke waktu iblis berupaya untuk mengembangkan pola pertempuran yang paling destructive, tetapi paling tidak disadari oleh pria. Dan akhirnya pola itu diketahui, namanya adalah seks.
Dari waktu ke waktu pria diserang melalui pikirannya mengenai masalah seks. Di taman eden, dosa juga menyelinap melalui pikiran manusia. Dosa apapun muncul dan diawali dari pikiran yang jahat. (Markus 7:21) karena itu pikiran para pria harus dibentengi dengan benteng yang kuat, yaitu Firman Tuhan “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4:8)
Bab yang terakhir penulis menjelaskan pertempuran yang dihadapi para wanita. Firman Tuhan (Kejadian 2:22-25) di jelaskan bahwa Allah menciptakan wanita dari rusuk pria. Lalu mempersatukan mereka kembali menjadi satu daging.  Ketika Allah mengambil rusuk Adam, proses itu meninggalkan sebuah ruang kosong di dalam diri Adam. Ruang kosong tersebut bentuknya sama persis dengan bagian yang diambil. Ketika Allah membawa Hawa dan menyatukan mereka dalam satu daging, maka ruang kosong tersebut tertutup secara rapat, tida ada kekosongan lagi. Pernikahan  mengisi kekosongan dalam diri pria, dan menstabilkan posisi wanita. Penyatuan ulang ini, menjadikan keduanya utuh, menjadi satu, tak terpisahkan.
Kehidupan wanita terbaik (pada umumnya, kecuali mendapat anugerah untuk hidup melajang) adalah ketika meraka dalam relasi pernikahan heteroseks monogamy. Nilah dia tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ada sebuah ungkapan untuk penerimaan yang total. Wanita akan berada di tempat, yang membuatnya paling stabil, ketika wanita bertemu dan dipersatukan, dengan pria yang darinya wanita tersebut.
Salah satu keputusan besar yang dibuat oleh pria, adalah ketika pria tersebut rela meninggalkan ayahnya dan ibunya, untuk menjalani sebuah episode baru dalam hidupnya, yang akan dijalani bersama istrinya. Bukankah ini sebuah ekspresi cinta yang besar; maka ketika seorang wanita mengambil keputusan untuk menjalani hidup dengan pria yang rela meninggalkan ayah dan ibunya untuk bersatu dengan dirinya itu, wanita tersebut sedang membawa dirinya ke sebuah tempat yang dipenuhi dengan cinta.
Kepuasan seksual wanita terkait erat dengan penerimaan, penghargaan, perlindungan. Seks dirancang  bukan hanya untuk penyatuan fisik, tetapi juga penyatuan psiko-emosional, dan juga penyatuan spritual, adalah hal yang sangat esensial.
Pada zaman kita, kinsey menyerang pikiran para pria, dan mendorong untuk pertualangan seks yang buas. Lalu, brown menyediakan amunisi bagi para wanita untuk “membalas” perilaku seks buas para pria, dengan seks liar para wanita binal. Peperangan selalu menghancurkan dunia pihak yang berperang. Itualah yang terjadi setelah abad ini, pria bodoh dan wanita dungu saling berlomba dalam kebebasan seksual, dan hasil semua kalah.
Seks dalam ikatan pernikahan menghindarkan seorang wanita dari rasa malu akibat kehamilan diluar nikah. Rasa malu karena memiliki anak tanpa suami. Rasa malu karena tertular berbagai macam penyakit seksual, bahkan rasa malu yang akan di tanggung oleh anak-anaknya. Seks dalam ikatan pernikahan menghindarkan wanita dari kekecewaan. Diluar ikatan pernikahan, wanita akan merasa seperti barang yang dipakai lalu dibuang. Sangat mengecewakan. Seks dalam ikatan pernikahan menghindarkan wanita dari kekeringan. Diluar ikatan pernikahan, seks justru mengakibatkan kekeringan
Kepenuhan sebagai wanita menjadi sempurna, ketika wanita karena hubungan seksual dengan suaminya, mengalami kehamilan, melahirnkan, lalu mengasuh dan membesarkan anak-anaknya. Wanita adalah gambaran figurative gereja Tuhan. Jika wanita berada pada pusat rencana Allah atas hidupnya, dunia akan mudah melihat gambaran gereja yang indah. Satu wanita hidup benar, mengalirkan berkat yang tidak pernah kering.










RINGKASAN BUKU MISIOLOGIA (Dr.Arie de Kuiper)



MISIOLOGIA
(Dr. Arie de Kuiper)

Pada bab I menjelaskan tentang istilah Misiologi. Misiologi berasal dari kata Latin Missio adalah pengutusan. Inggris / Jerman / Perancis : Mission. Belanda Misse dipergunakan dalam kalangan gereja RK, padahal gereja Protestan umumnya memakai istilah zending. Dalam bahasa Inggris bentuk tunggal Mission berarti karya Allah (god’s Mission) atau tugas yang diberikan oleh Tuhan kepada kita (our Mission), sedangkan bentuk jamak Mission menandakan kenyataan praktis atau pelaksanaan pekerjaan itu.
Dulu istilah Missiologia terutama dipakai para ahli theologia Roma-Katolik, tetapi baru-baru ini mulai diterima juga oleh ahli-ahli Protestan di bidang ini. Istilah ini sangat menguntungkan oleh karena merangkumi keseluruhan missiologia alkitabiah, missiologia bersejarah, missiologia sistematis dan missiologia praktis metodis. Tidak dapat disangkal lagi bahwa istilah ini merupakan pengertian yang baik, jelas lagi objektif. Barangkali hanya ada satu kelemahan, yakni istilah ini terlalu banyak diikatkan dengan PI ke luar negeri, padahal yang dimaksudkan ialah segenap kegiatan gereja dalam mewartakan kabar kesukaan di tempatnya sendiri maupun di lain tempat.
Bab II di dukung dengan Dasar Alkitabiah pada perjanjian Lama, Zaman antara Perjanjian Lama dan Perjanjian baru, Perjanjian Baru. Sudah barang tentu dalam Perjanjian Lama belum terdapat penugasan yang tegas untuk melakukan pekabaran ke luar terhadap segala bangsa. Sungguhpun demikian, sejak permulaan bangsa-bangsa lain (goyim) senantiasa mendapat perhatian sepenuhnya. Yang diutamakan dalam PL adalah pemilihan Israel dan hubungan antara Israel dengan bangsa-bangsa.  Israel mempunyai fungsi perantaraan di dalam perantara di dalam rencana Allah. Ia harus menerima dengan taat keselamatan yang dari Allah, janjiNya dan hukumNya, supaya dapat memperlihatkan kepada bangsa-bangsa lain, siapa Allah Israel. Fungsinya tidak lain daripada menjadi daya penarik. Fungsi perantara itu mempunyai aspek kerajaan, keimanan dan kenabian. Ketiganya terdapat dalam Yes 2:2-5. Pertama,  Yerusalem/Israel menunjuk kepada pemerintahan Yahwa sebagai raja Dunia. Kedua Dari Sion akan keluar undang-undang (torah, pengajaran, petunjuk dari TUHAN). Dan yang ketiga Firrman Tuhan adalah dari Yerusalem. Perjanjian lama memberitakan pengharapan bahwa bangsa-bangsa akan datang menuju ke pusat, dengan perantaraan Israel selaku raja, imam dan nabi dalam pelayanan TUHAN:  dikonkritkan dalam pengharapan Mesias yang mendatangkan masa depan yang gilang gemilang atas israel dan segala bangsa.
Zaman antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Penyelidikan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru merupakan persiapan yang perlu sebelum melangkah ke arah penyelidikan tentang PI dalam Perjanjian Baru sendiri. Sebabnya ialah bahwa PL dan PB bersama-sama merupakan satu Kitab Suci, dan bahwa umat yahudi adalah latar belakang bagi PB. Di dalam Perjanjian baru muncul sesuatu yang samasekali baru, baik terhadap PL (meskipun serentak merupakan kontinuitas dan penggenapannya) maupun terhadap proselitisme yahudi.
Mengenai hubungan dengan PL, haruslah kita tegaskan pertama-tama dan terutama bahwa Yesus Kristus ttidak lain melainkan Israel yang sesungguhnya, Israel yang baru. Yesus Kristus dalam diriNya mewakili, merangkumi dan menggenapi segenap sejarah umat Allah. Keaktifan orang Yahudi terhadap orang kafir tidak merupakan penyebaran agama melainkan memperlihatkan ciri-ciri khas dari proselitisme atau propoganda keagamaan. Oleh sebab itu Tuhan Yesus Kristus menentang cara usaha proselitisme itu: ketidaksabaran yang tidak mau menunggu kedatangan bangsa-bangsa, kesombongan dan ethnocentrisme dan ketidakjujuran . tidak dapat disangkal bahwa proselitisme Yahudi sangat mengesankan dan merupakan persiapan bagi pekabaran Injil. Dimana-mana para rasul Yesus Kristus menemuukan proselit dan orang-orang yang takut kepada Allah, mereka sudah mengenal Allah Israel, sudah mempunyai dan menyelidiki Perjanjian Lama, sudah mengharapkan kedatangan Almasih. Dengan demikian jalan Injil Kristus diratakan.
Perjanjian Baru; penyelidikan PL dan zaman antara PL dan PB merupakan persiapan yang perlu sebelum melangkah ke arah penyelidikan PI dalam PB sendiri. Dengan kedatangan Yesus dan dengan kebangkitanNya telah terjadi sesuatu yang samasekali baru, yang belum pernah terjadi lebih dahulu dalam sejarah israel, dan dalam sejarah dunia. Janji tentang datangnya berduyun-duyun bangsa-bangsa telah didekatkan oleh kedatangan Almasih, dan para murid harus keluar untuk membuat sekalian bangsa menjadi murid-murid Tuhan Yesus.
Bab III menjelaskan tentang Peninjauan Sejarah PI. Sejarah PI adalah sebagian dari Sejarah Gereja, ditinjau dari sudut yang tertentu dan menentukan. Yang kita selidiki di sini ialah lanjutan perbuatan Roh Kudus di dalam perbuatan Gereja selaku Gereja missioner di sepanjang abad-abad yang lampau. Dalam gereja lama penelitian tentang PI dalam abad-abad pertama, Adolph von Harnack telah membuktikan dengan sangat menyakinkan bahwa perluasan agama kristen pada abad-abad pertama meruapakan suatu gerakan kaum awam. Pada abad Pertengahan, agama kristen dijadikan agama-utama negara. Dalam abad-abad itu banyak sekali bangsa-bangsa ditarik kepada Kristus, terlebih dahulu di Eropa Barat dan Utara, dan kemudia di Eropa Timur pada abad ke-9 dan ke-10. Pada jaman Revormasi, pemikiran pihak protestan sudah mulai berubah sedikit demi sedikit. Sebab utama ialah peluasan kerajaan Inggeris dan Belanda ke luar Eropa, sehingga kemungkinan-kemungkinan baru menjadi terbuka untuk membawa injil kepada orang-orang yang belum pernah mendengarnya. Pada abad itu juga pekerjaan PI dimulai di antara bangsa Indian di Amerika Utara. Sedangkan pada zaman modern, Gerakan PI menghasilkan gerakan menuju pendewasaan dan penyatuan gereja-gereja.
Pada akhir sejarah PI kita menoleh sekali lagi kepada titik panggkalnya, yaitu pengharapan kepada oikumene yang akan datang. Selama 20 abad, pengharapan itu dinyalakan dan sering lagi dipadamkan. Tetapai pengharapan itu boleh tetap hidup di dalam gereja missioner yang satu milik Yesus Kristus, yang tiada berubah kemarin dan untuk selama-lamanya.

RAHASIA ANGKA 7 DALAM KITAB AYUB








BAB I
PENDAHULUAN

Di dalam Alkitab, angka tujuh menggambarkan “penggenapan” atau “kesempurnaan”. Angka tujuh dapat diartikan sebagai “angka penggenapan”. Angka tujuh dalam bahasa Ibrani (Yahudi) adalah Syibat (bentuk maskulin) dan Syeba (bentuk feminin).
Angka 7 dalam Kitab Wahyu  terdiri dari : 7 surat kepada 7 jemaat, ada penglihatan tentang 7 materai, 7 sangkakala dan 7 cawan dan masih ada beberapa lagi yang membahas tentang angka 7. Jadi hampir setengah dari kitab ini membahas tentang rangkaian 7 ini. Pada Wahyu 5 :12 dipanjatkan pujian kepada Anak Domba (anak domba simbol dari Yesus Kristus), yang memiliki 7 sifat. Wahyu 1 : 4 ketujuh roh yang ada dihadapan tahtaNya memgungkapkan kesempurnaan tak terbatas dari Roh Kudus. Anak Domba memiliki 7 tanduk dan 7 mata, simbol dari kekuatan tak terbatas, intelgensia yang tinggi dan kemahatauan yang sempurna.



















BAB II
RAHASIA ANGKA 7 DALAM KITAB WAHYU

TUJUH JEMAAT
1.      Jemaat Efesus (The Loveless Church) Wahyu 2:2-5
Jemaat di Efesus ini meninggalkan kasih yang mula-mula. Kasih yang mula-mula itu berkobar selanjutnya semakin redup. Di dalam ayat 3 dijelaskan bahwa jemaat ini sabar dan menderita karena nama Yesus. Jemaat ini juga tidak mengenal lelah. Lalu apa yang dicela Allah dari jemaat ini, yaitu jemaat ini kemudian meninggalkan kasihnya yang mula-mula kepada Allah. Di dalam kitab Kisah Para rasul dijelaskan mengenai cara hidup jemaat perdana yang mula-mula. Mereka selalu berkumpul untuk beribadah dan mereka selalu mendukung kekurangan jemaat yang lain. Mereka giat melakukan pengutusan untuk memberitakan Injil. Oleh karena itu, Allah menegor jemaat ini untuk bertobat dan melakukan kembali apa yang semula dilakukannya.
2.   Jemaat Smirna (The Persecuted Church) Wahyu 2:8-10
Jemaat di Smirna telah mengalami kesusahan dan penderitaan. Allah menghimbau jemaat ini untuk bertahan setia sampai mati karena penderitaan, kesusahan serta pencobaan yang akan melanda jemaat ini.
3.   Jemaat Pergamus (The Compromising Church) Wahyu 2:14-16
Jemaat ini berpegang pada nama Yesus dan tidak menyangkal imannya kepada Kristus. Akan tetapi, yang menjadi keberatan terhadap jemaat ini adalah adanya beberapa orang dari jemaat yang menganut ajaran Bileam (Bileam adalah salah satu nabi palsu yang disewa untuk mengutuk orang Israel Bilangan 22-24), menyesatkan anggota jemaat yang lain, supaya memakan persembahan berhala dan melakukan perbuatan zinah. Demikian juga ada padamu orang yang berpegang pada ajaran pengikut Nikolaus. Nikolaus adalah bidat Kristen, yang menyesatkan jemaat. Walaupun mereka tidak menyangkal iman mereka kepada Kristus, mereka berkompromi dengan dosa.
4.   Jemaat Tiatira (The Corrupt Church) Wahyu 2:19-20
Jemaat ini mempunyai kasih, iman dan ketekunan akan tetapi hal yang dicela Allah adalah kesesatan mereka. Mereka disesatkan oleh pengajar-pengajar palsu yang mengajar beberapa diantara mereka melakukan kesesatan. Hal ini mengacu pada zinah rohani. Sebagai gereja Tuhan kita adalah mempelai Kristus yang dipertunangkan dengan Kristus. Ketika jemaat berpaling kepada oknum yang lain, itu dinamakan dengan zinah rohani karena jemaat Tuhan adalah mempelai perempuan sedangkan Kristus adalah mempelai laki-laki. Allah mengingatkan kepada jemaat ini untuk bertahan dan memegang apa yang ada pada mereka sampai Tuhan datang.
5.   Jemaat Sardis (The Dead Church) Wahyu 3:1-3
Jemaat ini mati. Mati Rohani. Pekerjaannya tidak sempurna. Allah menegor jemaat ini supaya mereka bertobat dan hidup berjaga-jaga.
6.   Jemaat Filadelfia (The Faithfull Church) Wahyu 3:10-11
Jemaat ini adalah jemaat yang setia dan taat. Jemaat ini dihimbau untuk tetap bertahan.
7.   Jemaat Laodikia (The Lukewarm Church) Wahyu 3:15-16
Jemaat ini suam-suam kuku. Tidak panas, tidak dingin. Setengah-setengah. Setengah-setengah setia, setengah-setengah beriman. Allah menegor jemaat ini untuk bertobat.
TUJUH METERAI (5-8:1)
Pembukaan 7 materai terjadi pada kuartal pertama dari tribulasi. Peniupan tujuh sangkakala terjadi pada kuartal kedua.[1] Tujuh Gulungan yang dimeterai itu melambangkan rencana Allah untuk mengalahkan kuasa Iblis. Kisah pembukaan meterai-meterai ini diselingi oleh dua penglihatan, yaitu penglihatan tentang 144.000 orang Israel yang terpilih (7:1-8) dan penglihatan tentang kumpulan orang banyak dari segala bangsa yang memuji Allah (7:9-17)
Meterai dibuka (5-8:1)
Ketika meterai dibuka terjadilah serentetan malapetaka. Kemenangan diiringi dengan (2) pembunuhan, kelaparan, dan penyakit (4-8) hukuman Allah yang klasik, yang sering dinubuatkan oleh para nabi. Tetapi tidak  peduli apa pun malapetaka itu, Allah masih tetap berdaulat dan mengendalikan segalanya. Ayat 12-17 menggambarkan serentetan peristiwa dahsyat berturut-turut, yang menjurus pada penghakiman oleh Allah sendiri.
Umat Allah; Meterai ketujuh (7-8:1)
Mungkin keempat angin itu sama dengan keempat penunggang kuda dalam pasal 6 (lihat Zak.6:5). Jika demikian, Yohanes melihat kekuatan-kekuatan yang menghancurkan itu di tahan, sementara Allah memberi tanda pada setiap orang yang menjadi milikNya. Kepada orang Kristen tidak pernah dijanjikan kehidupan yang bebas dari permasalahan di dunia ini. Tetapi ia akan melewati segalanya dan masuk ke dalam kehidupan di surga kelak yang bebas selama-lamanya dari permasalahan (14-17). Keheningan dan khidmat terjadi setelah meterai terakhir, yaitu ketujuh, dibuka. Kita dibawa kepada zaman akhir.

TUJUH SANGKAKALA 8:2-11:19
Yohanes melihat malaikat-malaikat meniup sangkakala, yang mengumumkan bahwa berbagai hukuman yang dahsyat sudah dimulai. Empat malaikat yang pertama menjatuhkan malapetaka kepada bumi, sedangkan tiga malaikat berikutnya menjatuhkan hukuman langsung kepada orang-orang yang melawan Allah. Beberapa di antara hukuman ini mirip dengan tulah yang dijatuhkan Allah kepada Mesir menurut Kel 7-10. Hamba-hamba Allah yang sudah diberi tanda khusus terlindung dari hukuman-hukuman ini.
8:2-13 Peniupan keempat sangkakala pertama
Sangkakala-sangkakala itu mengikuti pola ketujuh meterai, tetapi hukumannya lebih berat. Doa-doa umat Allah memainkan peranan penting dalam semua ini (5:8; 8:3-4). Bunyi sangkakala itu merupakan peringatan. Hukumannya, walaupun berat, masih belum lengkap. Hukuman itu dimaksudkan untuk menyadarkan manusia (9:20-21). Melalui bahasa kiasan, Yohanes melukiskan keempat malapetaka yang melanda alam ini; bumi, laut, air, dan langit. “suara” seekor burung nasar menandakan bahwa masih akan terjadi yang lebih buruk lagi.
Sangkakala kelima dan keenam (9)
Kuasa-kuasa roh jahat (belalang kalajengking yang ganas), hamba-hamba “Si Perusak” (Apolion, bahasa Yunani, atau Abadon bahasa Ibrani ayat 11) dilepaskan. Tetapi Allah memberikan mereka batas waktu (masa hidup belalang yang sebenarnya kurang lima bulan). Walaupun yang menjadi target mereka ialah manusia, mereka tidak mempunyai hak menyentuh orang-orang milik Allah (4)
Siksaan oleh belalang-belalang; bala tentara malaikat mempunyai kuasa untuk membunuh dalam batasan waktu tertentu, walau sudah diberi peringatan yang paling menakutkan pun orang-orang tetap keras kepala dan tidak mau mengubah cara hidup mereka (20-21). Inilah dunia tempat tinggal kita: dunia yang menolak Allah sampai pada akhirnya, walau akibatnya mencelakakan; dunia yang lebih suka membuat “berhala-berhalanya” sendiri, yang memilih sendiri standar tingkah lakunya.
Sangkakala ketujuh (11:14-19)
Sangkakala ketujuh mengumumkan akhir semua ini. Tuhan memerintah; dunia adalah kerajaanNya. Puji Allah! Tabut perjanjian Tuhan, yang pada mulanya tersembunyi di tempat paling kudus di dalam Bait Suci, dan tidak dapat dimasuki sembarang orang, sekarang dapat dilihat semua orang (19). Jalan menuju hadirat Allah sudah terbuka lebar.

TUJUH MALAPETAKA (15-16)
Bencana-bencana besar yang terjadi dalam sejarah umat manusia merupakan peringatan tentang malapetaka yang terakhir dan menyeluruh, yang akan menimpa orang-orang yang tidak mau mendengar. Berbagai malapetaka di sini yang dilukiskan dengan jelas oleh Yohanes mengingatkan kita akan berbagai malapetaka yang telah menimpa Mesir pada waktu eksodus, ketika orang Israel keluar dari Mesir. Tetapi, pertama-tama  kita melihat sukacita dan perasaan aman umat Allah. Mereka tidak menjadi sasaran segala kengerian yang terakhir itu, yang secara khusus ditujukan kepada orang-orang jahat (16:2, 9, 11). Berkali-kali dalam Wahyu, surga tampak sebagai tempat penuh nyanyian bukan nyanyian pemujaan serta puji-pujian yang wajib, yang bernada sendu dan terus menerus serta rutin, melainkan nyanyian spontan. Kehidupan di surga begitu menyenangkan; orang-orang di situ sangat berbahagia dan tidak mempunyai beban, sehingga mereka bernyanyi-nyanyi tanpa tertahankan. Sesungguhnya pujia-pujian itu meluap dengan sendirinya.








BAB III
PENUTUP

Kitab Wahyu muncul karena ilham Allah kepada Yohanes, salah satu murid Tuhan Yesus yang kemudian dibuang ke Pulau Patmos, setelah ia disiksa sebelumnya dengan digoreng dengan minyak panas akan tetapi ia tidak apa-apa. Pada saat Yohanes diasingkan di Pulau Patmos, Allah mewahyukan penglihatan-penglihatan kepadanya mengenai apa yang akan segera terjadi di akhir zaman.
Jikalau kita melihat struktur kitab Wahyu, kita bisa melihat bahwa sebagian besar kitab wahyu menggunakan angka 7. Di awal kitab wahyu dibicarakan mengenai 7 jemaat Allah, selanjutnya 7 meterai (pada setiap meterai dari materai 1 sampai ke tujuh ada peristiwa tertentu yang terjadi), selanjutnya 7 sangkakala (setiap sangkakala juga terdapat malapetaka tertentu yang terjadi). Di dalam Alkitab, angka tujuh menggambarkan “penggenapan” atau “kesempurnaan”. Angka tujuh dapat diartikan sebagai “angka penggenapan”.













DAFTAR PUSTAKA

Alkitab Edisi Studi, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2010.
Darmawan S.Bone, Memerintah Sebagai Raja. Kalimantan: STT Tenggaraong Kalimantan Timur, 1998, 175.

Yap Wei Fong, dkk, Handbook To The Bible, tk: Anggota IKAPI, 2004.






[1] Darmawan S.Bone, Memerintah Sebagai Raja, Kalimantan:STT Tenggaraong Kalimantan Timur, 1998, 175.